Menurut penuturan para Makoan; Pada Jaman dahulu ( 700 SM ) , Wilayah Nualain dikuasai oleh Suku Melus, yang diyakini sebagai penduduk asli pulau Timor. Kedatangan nenek moyang orang Bunag, tidak disukai oleh Suku Melus, sehingga mereka tidak diberikan tanah untuk bercocok tanam dan sebagainya. Akhirnya timbulah niat dari nenek moyang orang Bunag untuk memiliki tanah orang Melus sedikit demi sedikit. Pada suatu hari orang Melus di Lo’onuna melaksanakan upacara panen raya mangga hutan yang melibatkan semua orang Melus yang mendiami seluruh wilayah Lamaknen. Tak ketinggalan orang Melus yang ada di wilayah Nualain juga diundang untuk menghadiri upacara dimaksud. Ketika acara panen raya sedang berlangsung, datanglah orang – orang dari Suku Bulu Por membakar perkampungan Nualain milik orang Melus. Melihat asap yang membumbung tinggi di perkampungan mereka, maka orang Melus yang mendiami Nualain tidak kembali ke kampungnya itu lagi, mereka pergi ke arah selatan.
Mulai saat itu orang Bunag dari Suku Bulu Por mulai berkuasa atas perkampungan Nualain dan kemudian diikuti suku- suku lainnya, seperti :
>. Suku Uma Metan.
>. Suku Lal Gomo.
>. Suku Reu Ewi.
>. Serta suku – suku lainnya yang hingga kini bermukim di perkampungan Adat Nualain.
>. Suku Uma Metan.
>. Suku Lal Gomo.
>. Suku Reu Ewi.
>. Serta suku – suku lainnya yang hingga kini bermukim di perkampungan Adat Nualain.